Makam Sunan Katong terletak di wilayah kabupaten Kendal provinsi Jawa
Tengah. Tepatnya di Desa Protomulyo kecamatan Kaliwungu kabupaten Kendal,
Kurang lebih kilometer dari Kota Semarang Jawa Tengah dan dapat ditempuh selama
satu jam dengan memakai kendaraan. Secara geografis makam Sunan Katong terletak
tidak jauh dari laut jawa, makam Sunan Katong tersebut berada satu komplek
dengan tokoh-tokoh Ulama besar Kaliwungu dan juga menjadi istana terakhir para
pembesar Mataram yang tinggal di Kaliwungu.
Komplek pemakaman Sunan Katong itu kalau dipandangi secara cermat membentuk
seekor burung yang sedang terbang ke arah barat. Rasanya memang aneh dan itu
mungkin sudah kehendak Tuhan. Dikemudian hari perbukitan itu disebut dengan
Astana Kuntul Nglayang. Disebut demikian karena pada akhirnya bukit itu menjadi
peristirahatan terakhir para leluhur Kaliwungu atau keturunan Pangeran
Djoeminah. Astana Kuntul Nglayang menjadi saksi bahwa bumi Kaliwungu itu dulu
ditempati oleh orang-orang besar kerajaan. Berikut ini peta lokasi makam dan
situs Sunan Katong. Di ujung barat, disebutnya sebagai letak kepala burung
kuntul.
Di belahan barat itu beristirahat secara abadi leluhur Mataram keturunan
Panembahan Djoeminah. Para leluhur itu antara lain:
1. Panembahan Djoeminah Putra Panembahan Senopati Sutawijaya.
2. Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Hadimenggolo I, Bupati Kaliwungu
3. Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Hadimenggolo II, Bupati Kaliwungu
4. Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Hadimenggolo III, Bupati Kaliwungu
5. Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Hadimenggolo IV, Bupati Kaliwungu
6. Kanjeng Raden Tumenggung Ronggo Ronodiwiryo, Bupati Batang
7. Kanjeng Raden Tumenggung Hadinegoro, Bupati Kaliwungu dan Demak
8. Kanjeng Raden Tumenggung Sumodiwiryo, Bupati Kaliwungu
9. Raden Tumenggung Reksonegoro
10. Kanjeng Raden Tumenggung Hadinegoro, Bupati Demak, dll
Sedangkan bagian dada Astana Kuntul Nglayang ditempati antara lain:
1. Kanjeng Sunan Katong keturunan Prabu Brawijaya dari Majapahit
2. Raden Tumenggung Notohamijoyo, Bupati Kendal
3. Raden Tumenggung Notohamiprojo, Bupati Kendal
4. Raden Mas Arinotoprojo, Bupati Kendal
5. Raden Mas Notonagoro, Bupati Kendal, dll
Bagian sayap kiri Astana Kuntul Nglayang ditempati antara lain:
1. Raden Tumenggung Mandurarejo, Bupati Pekalongan
2. Kyai Asy’ari atau Kyai Guru
3. Kyai Puger atau Kyai Pakpak atau Kyai Papak, dll.
Bagian sayap kanan ditempati Astana Kuntul Nglayang ditempati antara lain:
1. Kyai Haji Rukyatullah
2. Kyai Haji (wali) Musyafak
3. Kyai Haji Musthofa
4. Kyai Haji Abu Choir 64
5. Drs. H. Djoemadi, Bupati Kendal ke 36, dll
Sedangkan bagian ekor Astana kuntul Nglayang ditempati oleh Empu Pakuwaja.
Peziarah yang datang ke makam Sunan Katong setiap harinya mencapai
rata-rata 150 orang, tetapi apabila pada bulan-bulan tertentu, peziarah ini
lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa. Misalnya peziarah akan membeludak
jumlahnya apabila datang pada bulan Maulid, Ruwah dan setelah tujuh hari raya
Idul Fitri (Syawalan) dan juga pada hari Idul Adha. Jumlah pengunjung pada hari
ini akan mencapai 1000 orang tiap harinya. Pengunjung yang datang ke makam
Sunan Katong menandakan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap Sunan Katong
dan tokoh-tokoh penyiar agama Islam di wilayah Kaliwungu yang telah berjuang
dalam mengajarkan agama Islam. Juga sebagai wujud rasa cinta terhadap Sunan
Katong dan para tokoh penyebar agama Islam dalam mengusir penjajah dari bumi
pertiwi.
Pelaksanaan peziarah terhadap makam Sunan Katong yang dilakukan oleh para
peziarah sampai sekarang pada mulanya dilakukan oleh para santri yang mondok di
pesantren wilayah Kaliwungu, dengan tujuan untuk mengenang jasa mereka dalam
menyebarkan agama Islam. Akan tetapi berjalan dengan perkembangan masyarakat
Islam di wilayah Kaliwungu dan untuk menghargai tokoh yang telah berjasa
tersebut dalam kehidupan masyarakat Kaliwungu pada khususnya dan masyarakat
Islam pada umumnya, yang mana ziarah kubur tersebut dilakukan bukan saja dari
pihak golongan para Kyai dan para santrinya Kaliwungu, melainkan dari seluruh
lapisan masyarakat dari berbagai daerah.
Makam Sunan Katong dari waktu ke waktu nampaknya semakin ramai dikunjungi
oleh sebagian umat Islam, dan menurut pengamatan penulis bahwa ziarah yang
dilakukan oleh umat muslimin dalam tatacaranya, mereka harus menggunakan aturan
pengurus makam, diantaranya adalah:
1. Setiap pengunjung disarankan untuk mensucikan diri dulu dengan berwudlu
di tempat yang telah disediakan.
2. Para peziarah dilarang membawa sesuatu yang dilarang seperti kemenyan
atau dupa, hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari dari perbuatan yang
menyimpang dari ajaran Islam.
3. Para pengunjung atau peziarah tidak boleh melakukan perbuatan yang
dilarang dalam syariat Islam, seperti duduk-duduk dan menciumi batu nisan.
4. Biasanya para pengunjung yang meminta bantuan kepada juru kunci dalam
melakukan ritual ziarah harus sesuai dengan ajaran Islam, apabila tujuan dari
peziarah menyimpang dari ajaran Islam, biasanya juru kunci memberi nasehat dan
meluruskannya.
5. Apabila peziarah dalam melakukan kunjungan dengan niat yang tidak baik,
maka juru kunci dan pengurus makam Sunan Katong tidak bertanggung jawab apabila
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Maka apabila pengunjung belum pernah sama sekali ziarah ke makam Sunan
Katong sebaiknya menemui juru kunci terlebih dahulu. Adapun mengenai persiapan
ziarah terhadap makam Sunan Katong, pada mulanya peziarah biasanya mensucikan
hadats di tempat yang telah disediakan, setelah itu peziarah mendatangi juru
kunci makam Sunan Katong. Dalam pelaksanaan ziarah ini, para pengunjung
biasanya ditanyai oleh juru kunci, apakah dalam pelaksanaan ziarah kubur
melalui juru kunci atau oleh mereka sendiri. Dalam hal ini jika peziarah datang
dengan rombongan, maka rombongan tersebut dalam pelaksanaan ziarahnya memakai
ketua rombongan, akan tetapi jika pengunjung datang secara individu, maka
mereka di dalam pelaksanaan ziarah kuburnya banyak memakai jasa juru kunci makam
tersebut.
*diolah dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar